Kelas J
welcome to my blog!
Minggu, 18 Desember 2016
video
Kali ini saya ingin berbagi video pembacaan Asmaul Husna agar kita selalu ingat pada Allah SWT.
Mata Kuliah
Apa kabar sobat blogger?? Semoga tetap sehat semua ya....
Disini saya ingin share mengenai mata kuliah di IAIN Pekalongan Jurusan Ekonomi Syari'ah semester pertama.
Daftar Mata Kuliah :
1. Ekonomi Mikro
2. Pengantar Akuntansi
3. Matematika Ekonomi
4. Bahasa Inggris
5. Pengantar Komputer
6. Pendidikan Kewarganegaraan
7. Fiqh Muamalah
8. Bahasa Arab
Semoga bermanfaat untuk sobat blogger dan bagi sobat blogger yang tertarik kuliah di IAIN Pekalongan bisa mendaftar di stain-pekalongan.ac.id. Sampai ketemu di IAIN Pekalongan~~ :) :)
Disini saya ingin share mengenai mata kuliah di IAIN Pekalongan Jurusan Ekonomi Syari'ah semester pertama.
Daftar Mata Kuliah :
1. Ekonomi Mikro
2. Pengantar Akuntansi
3. Matematika Ekonomi
4. Bahasa Inggris
5. Pengantar Komputer
6. Pendidikan Kewarganegaraan
7. Fiqh Muamalah
8. Bahasa Arab
Semoga bermanfaat untuk sobat blogger dan bagi sobat blogger yang tertarik kuliah di IAIN Pekalongan bisa mendaftar di stain-pekalongan.ac.id. Sampai ketemu di IAIN Pekalongan~~ :) :)
Kewirausahaan
Saya
ingin berbagi mengenai usaha yang saya jalankan dengan teman saya dalam
rangka tugas praktik mata kuliah Pengantar Komputer. Berikut mengenai
profil usaha kami :
1. Jenis Usaha
Usaha yang kami jalankan adalah jenis usaha di
bidang makanan dan produk yang kami tawarkan adalah singkong.
2. Nama Perusahaan
Usaha ini kami namakan “Cassava Pop”
3. Lokasi Usaha
Usaha kami berlokasi di Jl. Kartini no.56 Pekalongan.
Tujuan Usaha :
1. Menghasilkan produk yang berkualitas
kepada konsumen.
2. Memberikan pelayanan terbaik.
3. Memuaskan pelanggan dengan cita rasa
produk yang ditawarkan.
4. Membuka lapangan kerja.
Latar Belakang Usaha Kami :
Singkong merupakan makanan pokok penghasil karbohidrat yang lumayan diminati oleh penduduk Indonesia. Di Indonesia, singkong dapat diolah menjadi berbagai macam makanan.
Singkong "CASSAVA POP" yang bertempat di Jl. RA KARTINI No.56 Pekalongan ini, menghadirkan cita rasa singkong yang berbeda. Cassava Pop menyediakan berbagai macam topping yang membuat penasaran untuk mencobanya.
Selain itu, tempatnya yang strategis dan mudah dijangkau membuat semua orang bisa mengunjungi dan mencobanya. Kedai Cassava Pop sangatlah nyaman untuk menjadi tempat nongkrong bersama teman, Desain kedai yang nyentrik juga menjadikan banyak diminati oleh berbagai kalangan.
Singkong merupakan makanan pokok penghasil karbohidrat yang lumayan diminati oleh penduduk Indonesia. Di Indonesia, singkong dapat diolah menjadi berbagai macam makanan.
Singkong "CASSAVA POP" yang bertempat di Jl. RA KARTINI No.56 Pekalongan ini, menghadirkan cita rasa singkong yang berbeda. Cassava Pop menyediakan berbagai macam topping yang membuat penasaran untuk mencobanya.
Selain itu, tempatnya yang strategis dan mudah dijangkau membuat semua orang bisa mengunjungi dan mencobanya. Kedai Cassava Pop sangatlah nyaman untuk menjadi tempat nongkrong bersama teman, Desain kedai yang nyentrik juga menjadikan banyak diminati oleh berbagai kalangan.
Senin, 28 November 2016
Kamis, 26 Februari 2015
Sejarah Celana Jeans
Tahukah anda dengan celana jeans
Levi’s? atau mungkin anda adalah salah satu penggemar pemakai celana tersebut.
Levi’s merupakan celana jeans no 1 yang cukup popular dan sangat digemari oleh
masyarakat Indonesia. Levi’s diperkenalkan oleh seorang pemuda nekad dari
Newyork berumur 20 tahun, bernama Levi Strauss. Profesi sehari-hari pemuda
tersebut adalah penjual pakaian.
Levi Strauss |
Ialah seorang yang bernama Levi
Strauss yang memulai cerita ini, seorang pemuda berumur 20 tahun yang berasal
dari Bavaria, Eropa. Strauss berangkat ke San Fancisco pada tahun 1980-an
dengan bermodal beberapa potong tekstil yang akan dijual ke Barat. Pada saat
itu di Amerika sedang demam tambang emas, dan Strauss mencoba peruntungannya
dengan menjual tekstilnya kepada para penambang emas. Strauss berhasil menjual
seluruh barangnya kecuali tenda-tenda yang terbuat dari kanvas.
Kemudian dari sisa potongan kanvas tersebut, Strauss membuat beberapa potong celana untuk kemudian dijual kembali kepada para pekerja tambang. Dan ternyata para pekerja tambang tersebut menyukai celana kanvas buatan Strauss, hal ini disebabkan celana kanvas tahan lama, tidak mudah rusak ataupun sobek. Karena celana kanvas buatan Strauss laku keras, ia mulai berimprovisasi dengan menggunakan bahan yang lain yang ia pesan dari Genoa, Italia. Para pemintal di Genoa menyebut bahan yang ia pesan tersebut dengan nama “genes” dan oleh Strauss diubah menjadi “ bluejeans” setelah ia mencelupnya dengan warna indigo.
Kemudian dari sisa potongan kanvas tersebut, Strauss membuat beberapa potong celana untuk kemudian dijual kembali kepada para pekerja tambang. Dan ternyata para pekerja tambang tersebut menyukai celana kanvas buatan Strauss, hal ini disebabkan celana kanvas tahan lama, tidak mudah rusak ataupun sobek. Karena celana kanvas buatan Strauss laku keras, ia mulai berimprovisasi dengan menggunakan bahan yang lain yang ia pesan dari Genoa, Italia. Para pemintal di Genoa menyebut bahan yang ia pesan tersebut dengan nama “genes” dan oleh Strauss diubah menjadi “ bluejeans” setelah ia mencelupnya dengan warna indigo.
Dari sinilah Strauss mulai
memproduksi calana jeans dalam jumlah yang banyak, dan para penambang pun
ketagihan dengan celana buatan Strauss hingga muncul istilah “those pants of
Levi’s” (celana si Levi). Setelah itu tercetuslah merk dagang bernama “Levi’s”,
yang merupakan merk dagang celana jeans pertama di dunia.
Dalam waktu singkat celana Levi’s menjadi celana resmi para penambang, dan celana ini kian popular di kalangan pekerja tambang, Sehingga akhirnya menjadi simbol status ekonomi yang diasosiasikan dengan celana kelas pekerja. Di tahun 1920, Levi’s Waist Overalls menjadi produk celana kerja yang paling laku di bagian Selatan Amerika, dan walau sekarang bahannya sudah digantikan dengan denim namun banyak orang masih menyebutnya sebagai celana jeans.
Dalam waktu singkat celana Levi’s menjadi celana resmi para penambang, dan celana ini kian popular di kalangan pekerja tambang, Sehingga akhirnya menjadi simbol status ekonomi yang diasosiasikan dengan celana kelas pekerja. Di tahun 1920, Levi’s Waist Overalls menjadi produk celana kerja yang paling laku di bagian Selatan Amerika, dan walau sekarang bahannya sudah digantikan dengan denim namun banyak orang masih menyebutnya sebagai celana jeans.
Popularitas jeans semakin melebar
setelah adanya film cowboy pada tahun 1930-an, film ini sangat mendongkrak
kepopuleran jeans dikarenakan para pemain pada film cowboy menggunakan bahan
jeans untuk kostumnya. Dalam waktu yang relatif singkat para lelaki baik tua
maupun muda berusaha meniru jagoan mereka dengan ikut mengenakan jeans. Jeans
naik daun kala itu dan membuat citra jeans yang dulu hanya menjadi celana kelas
pekerja menjadi sebuah simbol penampilan yang casual.
Penggunaan jeans semakin meluas
pada masa perang dunia, dimana para serdadu Amerika kala itu mengenakannya sebagai
seragam selagi tidak bertugas. Dan setelah perang dunia lebih tepatnya pada
tahun 1950-an jeans mendadak menjadi ”must have item” di kalangan anak muda
Amerika, hal ini dipicu karena penampilan artis James Dean yang terlihat keren
dengan jeansnya dan menciptakan trend baru di kalangan anak muda. Trend kembali
bergulir di tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an. Gaya hidup menggelandang ala
hippy menciptakan kreasi baru. Gadis-gadis hippy suka mengenakan jeans yang
dihiasi dengan sulaman atau lukisan cat.
Dan cerita jeans tidak berhenti di
situ, jeans benar-benar menjadi trend berkualitas setelah pada tahun 1980-an
para perancang top dunia seperti Armani, Klein dan Versace mulai mengangkat
jeans sebagai bahan yang bisa tampil anggun dengan rancangan mereka. Kini
penggunaan jeans benar-benar meluas dan bahkan telah sampai untuk seragam
santai (dress down friday) yang biasa digunakan setiap jum’at untuk ke kantor.
Saat ini jeans telah menjadi bagian dari kehidupan kita, dan tidak hanya dimonopoli oleh kalangan pekerja tambang seperti pada zaman dahulu. Kini jeans telah benar-benar dapat masuk ke seluruh kalangan masyarakat tanpa memadang statusnya. Dan secara tidak langsung Levi Strauss telah menciptakan sejarah pada peradaban manusia, yakni menciptakan sebuah trend mode yang mampu diterima oleh semua kalangan. Tidak salah jika Levi Strauss menjadi sebuah legenda hidup yang akan selalu diingat di dunia fashion.
Telah lebih seabad setelah Levi memopulerkan celana celana jeans. Kini celana jeans atau denim tetap digemari bahkan naik kelas karena menjadi produk perancang terkenal dunia. Bahkan denim menjadi produk para perancang yang bekerja di Paris, kota yang mengutamakan keanggunan. Tentu saja denim mengalami masa-masa jatuh-bangun sebelum dia mendapatkan posisinya seperti saat ini.
Saat ini jeans telah menjadi bagian dari kehidupan kita, dan tidak hanya dimonopoli oleh kalangan pekerja tambang seperti pada zaman dahulu. Kini jeans telah benar-benar dapat masuk ke seluruh kalangan masyarakat tanpa memadang statusnya. Dan secara tidak langsung Levi Strauss telah menciptakan sejarah pada peradaban manusia, yakni menciptakan sebuah trend mode yang mampu diterima oleh semua kalangan. Tidak salah jika Levi Strauss menjadi sebuah legenda hidup yang akan selalu diingat di dunia fashion.
Telah lebih seabad setelah Levi memopulerkan celana celana jeans. Kini celana jeans atau denim tetap digemari bahkan naik kelas karena menjadi produk perancang terkenal dunia. Bahkan denim menjadi produk para perancang yang bekerja di Paris, kota yang mengutamakan keanggunan. Tentu saja denim mengalami masa-masa jatuh-bangun sebelum dia mendapatkan posisinya seperti saat ini.
Pada tahun 1940-an denim sebenarnya
sudah diolah menjadi produk mode dalam bentuk gaun, rok, jaket, dan celana
panjang. Denim kemudian mencapai puncak popularitasnya pada tahun 1970-an
ketika celana jeans diproduksi massal.
Pada era tahun 1970-an ketika Barat
dilanda “endemi” hippie, celana jeans menjadi salah satu atribut yang melekat
pada mereka, menjadi simbol pemberontakan terhadap kemapanan. Tidak jarang
“para pemberontak” itu sengaja mengoyak-ngoyak celana celana jeans mereka untuk
mempertegas penolakan mereka pada kemapanan.
Mereka yang menganggap diri pengikut mode, pernah tidak tertarik pada celana jeans. Celana jeans lalu berkembang lebih sebagai baju untuk para pekerja kerah biru di Amerika. Celana jeans bahkan kemudian identik dengan pakaian kerja para koboi ketika menggembala sapi mereka dari atas kuda mereka.
Mereka yang menganggap diri pengikut mode, pernah tidak tertarik pada celana jeans. Celana jeans lalu berkembang lebih sebagai baju untuk para pekerja kerah biru di Amerika. Celana jeans bahkan kemudian identik dengan pakaian kerja para koboi ketika menggembala sapi mereka dari atas kuda mereka.
Perputaran roda mode akhirnya
sampai pada suatu masa di mana ide dipungut dari mana saja, dari waktu kapan saja, lalu
dirakit menjadi sebuah bentuk baru untuk orang masa kini. Percampuran atau
eklektisisme ini mewarnai kehidupan masyarakat pascatahun 1970-an, tetapi
sangat terasa pada dunia mode era 1990-an dan terus terjadi sampai kini.
Sebelum perancang memungut denim dari lemari pakaian kelas pekerja dan menjadikannya gemerlap sebagai produk perancang, para perancang telah lebih dulu mengambil gaya berbusana kelompok-kelompok tertentu seperti komunitas punk, komunitas peselancar, komunitas pejuga gaya gotik, dan sebagainya.
Kebangkitan denim sebagai produk perancang paling mencolok terjadi ketika
Sebelum perancang memungut denim dari lemari pakaian kelas pekerja dan menjadikannya gemerlap sebagai produk perancang, para perancang telah lebih dulu mengambil gaya berbusana kelompok-kelompok tertentu seperti komunitas punk, komunitas peselancar, komunitas pejuga gaya gotik, dan sebagainya.
Kebangkitan denim sebagai produk perancang paling mencolok terjadi ketika
pada tahun 1990-an Tom Ford dari
rumah mode Gucci mengangkat celana jeans sebagai fashion statement-nya.
Ford yang ketika itu menjadi perancang yang dikagumi karena kejeniusan rancangannya berhasil mengangkat pamor Gucci, menawarkan celana denim berwarna pudar yang koyak di banyak tempat. Tentu bukan Ford bila tidak membuat celana jeans tersebut gemerlap, sehingga ia menambahkan hiasan bulu-bulu di bagian depan bawah celananya, menyulamkan mutiara dan payet sehingga celana jeans tersebut pantas menyandang nama Gucci.
Madonna ikut mempulerkan kembalinya celana jeans melalui tur dunianya awal tahun ini yang memakai tema koboi sebagai tema pakaian. Begitu pula penyanyi kondang seperti Britney Spears dan Shakira, mereka terlihat beberapa kali menggunakan denim dalam klip video musik mereka.
Ford yang ketika itu menjadi perancang yang dikagumi karena kejeniusan rancangannya berhasil mengangkat pamor Gucci, menawarkan celana denim berwarna pudar yang koyak di banyak tempat. Tentu bukan Ford bila tidak membuat celana jeans tersebut gemerlap, sehingga ia menambahkan hiasan bulu-bulu di bagian depan bawah celananya, menyulamkan mutiara dan payet sehingga celana jeans tersebut pantas menyandang nama Gucci.
Madonna ikut mempulerkan kembalinya celana jeans melalui tur dunianya awal tahun ini yang memakai tema koboi sebagai tema pakaian. Begitu pula penyanyi kondang seperti Britney Spears dan Shakira, mereka terlihat beberapa kali menggunakan denim dalam klip video musik mereka.
Bukan hanya Ford yang melihat
peluang kembalinya celana jeans seiring dengan perubahan suasana hati ke arah
gaya yang lebih kasual terutama di kalangan kerah putih yang bekerja di bidang
teknologi informasi di Amerika. Perancang lain pun berlomba-lomba mendesain
ulang celana jeans. Versace, Roberto Cavalli, Calvin Klein, Dolce dan Gabbana,
dan Christian Dior, hanyalah beberapa nama besar di bisnis mode yang mencoba
mengambil manfaat dari kembalinya celana jeans. Bahkan John Galliano yang
bekerja untuk rumah mode Christian Dior masih menggunakan denim dalam salah
satu rancangan adibusana untuk musim gugur dan dingin 2002/2003.
Dalam dunia nyata, di Indonesia
denim juga kembali ikut naik daun. Variasi model sangat beragam, mulai dari
warna yang beragam, bergaya klasik, yang berpayet, hingga yang dibuat warnanya
pudar sebagian dengan kontras yang tajam. Modelnya pun terus berganti-baggy,
melebar di ujung pipa bawah, ketat membalut kaki, sebagai celana panjang,
celana tiga perempat, hingga hotpants. Yang sekarang sedang digemari adalah
hipster, celana denim yang dikenakan di pinggul, dan baru-baru ini model
mengerucut ke bawah yang disebut dengan model pensil. Apa pun variasi yang
dilakukan, namun denim dalam warna biru indigo selalu diasosiasikan sebagai
pakaian dari budaya kasual.
sumber : http://www.biografiku.com/2013/02/biografi-levi-strauss-penemu-celana.html
sumber : http://www.biografiku.com/2013/02/biografi-levi-strauss-penemu-celana.html
Kamis, 12 April 2012
Kisah Hidup Van Beethoven
Bagaimana sih asal-usul lagu Fur
Elise dan Kisah Hidup Van Beethoven?
Musisi luar biasa, Ludwig van Beethoven dilahirkan tahun 1770 di kota Bonn, Jerman. Dari kecil sudah terlihat jelas bakat musiknya yang cemerlang. Kemampuan Beethoven juga tercermin dari buku musik ciptaannya yang muncul pertama kali tahun 1783.
Beethoven belajar banyak dari musisi
terkenal seperti Mozart. Pertemuannya dengan Mozart terjadi saat Beethoven
memasuki usia remaja. Namun itu pun hanya berlangsung singkat.
Tahun 1792 Beethoven kembali ke Wina
dan sempat merasakan belajar musik dengan Haydn yang kala itu pencipta musik
Wina kesohor.
Beethoven memutuskan untuk menetap
di Wina. Saat itu Wina memang dikenal sebagai kota yang sering menghasilkan
musisi handal.
Rasa musik Beethoven yang tinggi
sebagai pemain piano sangat mengesankan orang yang mendengar. Dia berhasil baik
selaku pemain maupun guru. Kemampuan dalam bermusik terus mendorongnya untuk
menciptakan musik.
Tidak berhenti sampai di sana,
memasuki umur pertengahan dua puluhan ke atas, dia sudah mampu menerbitkan dan
menjual buku ciptaan musiknya tanpa kesulitan apa pun.
Ketika Beethoven berumur di ujung
dua puluhan, tanda-tanda ia bermasalah dengan pendengaran mulai tampak. Tentu
saja gejala ini sangat merisaukan si komponis muda. Tuli bagi seorang pencipta
musik betul-betul suatu malapetaka. Sampai suatu ketika Beethoven ingin bunuh
diri. Untungnya, peristiwa itu tidak terjadi.
Tahun-tahun antara 1802-1815 sering
dianggap masa pertengahan karier Beethoven. Di tahun-tahun itu, Beethoven harus
beristirahat karena penyakitnya semakin parah. Ia bahkan kesulitan untuk
mendengar.
Kepercayaan diri Beethoven mulai
menurun. Ia takut bertemu dengan orang dan benar-benar menjadi seorang yang
tuna rungu. Tidak pernah lagi bergaul dengan masyarakat.
Walaupun begitu, Beethoven tetap
berusaha menciptakan karya-karya yang hebat.
Karya musik Beethoven terus
berkembang. Waktu terus berjalan namun perhatian yang diterimanya makin lama
makin berkurang. Seharusnya, ia menjadi komponis yang pupuler. Namun yang
dikenal hanya karyanya yang terus menuju kesuksesan.
Di usia empat puluhan Beethoven,
pendengaran Beethoven sama sekali tidak berfungsi. Akibatnya, dia tak pernah
lagi tampil di muka umum dan semakin menjauhi masyarakat. Hasil karyanya
semakin sedikit dan semakin sulit dipahami.
Sejak itu dia menciptakan musik tapi
hanya untuk dirinya sendiri dan beberapa pendengar yang punya ideal masa depan.
Dia pernah mengatakan kepada seorang kritikus musik, “Ciptaanku ini bukanlah
untukmu tetapi untuk masa sesudahmu.”
Beethoven dianggap menghasilkan
ciptaan yang tidak sekedar sama dengan apa yang dihasilkan sebelumnya,
melainkan hasil karya terbesarnya. Di tahun 1827, dia meninggal dunia di Wina
pada usia lima puluh tujuh tahun.
Semasa hidupnya Beethoven telah
menghasilkan 9 simfoni, 32 sonata piano, 5 piano concerto, 10 sonata untuk
piano dan biola, serangkaian kuartet gesek yang menakjubkan, musik vokal, musik
teater, dan banyak lagi. Tetapi, yang lebih penting dari jumlah ciptaannya
adalah segi kualitasnya.
Karyanya merupakan kombinasi luar
biasa dari perasaan yang mendalam. Beethoven memperagakan bahwa musik
instrumental tak bisa lagi dianggap hanya memiliki nilai seni nomor dua. Ini
dibuktikan dari komposisi yang disusunnya yang telah mengangkat musik
instrumental itu ke tingkat nilai seni yang amat tinggi.
Para peneliti Beethoven tidak tahu
siapa sebenarnya Elise yang dimaksud. Ada sebuah teori yang terkenal mengatakan
bahwa pada mulanya karya tersebut berjudul “Für Therese”.
Therese yang dimaksud adalah Therese
Malfatti von Rohrenbach zu Dezza (1792-1851), wanita yang ingin dinikahi
Beethoven tahun 1810. Sayangnya, ia menikahi pria lain sebelum Beethoven
menyatakan perasaan cinta kepadanya.
Therese adalah puteri dari saudagar
dari Wina, Jacob Malfatti von Rohrenbach (1769-1829). Ketika karya tersebut
dipublikasikan tahun 1865, penemunya, Ludwig Nohl, salah menyalin judulnya
sehingga menjadi “Für Elise” dan autographnya pun hilang.
Melodi Für Elise yang terkenal
menjadi petunjuk inisial wanita yang dicintai Beethoven. Melodinya dimulai
dengan nada E – D# – E, atau enharmoninya E – E? – E. Nah, melodi itu dalam
bahasa Jerman sama dengan E – Es – E, huruf yang menjadi nada lagu dari nama
ThErESE atau bahkan EliSE.
Langganan:
Postingan (Atom)